11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Rabu, 21 September 2016

MK - 16

Penerjemah: TheUntrue
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 16 – Tuan Muda Xiao, Mencari Mati

“Eh? Kakak Yulong? Kenapa?” Xiao Che dengan cepat berdiri sembari memperlihatkan tatapan kaget.

Xiao Yulong menunjukkan senyuman yang kaku dan jelek sambil dia mengguncangkan pecahan gelas arak dari tangannya. “Tidak apa-apa. Aku hanya teledor dan kehilangan kendali kekuatanku.”

Ekspresi Xiao Yang tidak jauh berbeda dengan Xiao Yulong. Dia terlihat seperti seseorang yang baru saja tertelan bangkai serangga. Setelah mendengar kata-kata Xiao Yulong, dia dengan cepat menyanggah: “Aku tahu, ini pasti karena kakak telah mencapai tingkatan baru pada tenaga dalamnya. Setelah mencapai tingkatan baru, pertumbuhan tenaga dalam terkadang menyebabkan hilangnya kendali.”

“Oh, tentu saja seperti itu!” Xiao Che seperti terlihat mendadak sadar, lalu dengan cepat berkata, “Kakak Yulong tanpa sadar telah mencapai tingkatan baru, Selamat! Aku dengar bahwa Kakak Yulong mencapai Tenaga Dalam Kelas Raga tingkat tiga, tiga bulan yang lalu. Ini baru tiga bulan, dan kakak sudah mencapai tingkatan baru! Tidak sia-sia Kakak adalah andalan dari generasi kita. Sepertinya selain Kakak Yulong, tidak ada seorang pun yang akan dipilih oleh Sekte Xiao.”

Wajah Xiao Yulong berkedut. Dia berdiri, dengan penuh kekuatan dia menekan guncangan hatinya sembari berkata dengan senyuman yang dipaksa: “Adik Xiao Che terlalu memujiku. Tapi memang betul aku baru saja mencapai tingkatan baru, dan kekuatan tenaga dalamku sedikit tidak stabil. Aku harus cepat menstabilkannya dan tidak bisa lanjut menemanimu…..”

“Jangan khawatir, jangan khawatir!” Xiao Che dengan cepat melambaikan tangannya, mengangguk dengan penuh pengertian. “Tentu saja menstabilkan tenaga dalam Kakak Yulong itu lebih penting…. Baiklah, aku tidak akan lanjut mengganggumu, Kakak Yulong. Terima kasih untuk undangan dan jamuannya hari ini. Setelah beberapa hari, ketika Kakak Yulong telah dipilih oleh Sekte Xiao, aku pasti akan menjadi orang pertama yang memberimu selamat.”

Setelah berkata itu, Xiao Che dengan sopan meninggalkan tempat. Xiao Yang juga berpura pura ikut dengannya, namun setelah Xiao Che telah jauh, dia kemudian berputar balik dan kembali dengan cepat. Sesaat dia memasuki pintu, dia dapat melihat ekspresi wajah Xiao Yulong yang suram dan menakutkan.

“Kakak…. Tentang ini…” Melihat ekspresi wajah Xiao Yulong, Xiao Yang dengan tergesa-gesa menelan liurnya dan mendekati dengan rasa ragu bercampur takut.

“AHHHHHHH!!!” Xiao Yulong berteriak penuh amarah seperti orang gila. Dia menyapu seluruh gelas teh dan arak dari atas meja. Setelah semua pecah berserakan, dia menendang dengan ganas, menumbangkan meja batu. Tangannya menggenggam keras, Nafasnya tersengal-sengal, dan matanya terbakar api cemburu dan kebencian. Suara yang kecil terlepas dari mulutnya: “Bukankah kau bilang…… Xia Qingyue…. Tidak akan pernah membiarkan Xiao Che, manusia sampah itu, menyentuhnya??!!”

Xiao Yulong sangat jarang kehilangan kendali. Keadaannya saat ini membuat ubun-ubun Xiao Yang menjadi mati rasa dan punggungnya keringat dingin. Dia berkata dengan panik, “Ini pasti….. Ini pasti Xiao Che yang mengada-ada…. Mengada-ada!! Xia Qingyue……. Tidak akan bisa jatuh hati pada manusia itu!”

“Omong Kosong!” kata Xiao Yulong dengan teriakan kecil: “Apa ada sesuatu tentang sampah itu, Xiao Che, yang aku tidak tahu? Kau pikir dia bisa berbohong di depan wajahku? Kau pikir aku siapa?”

Xiao Yulong memiliki ketajaman dan pandangan yang cukup tinggi. Dia mengenal Xiao Che selama enam belas tahun, dan percaya bahwa dia mengetahui Xiao Che seperti membalik telapak tangannya. Dia sangat yakin bahwa dengan manusia yang lemah tanpa tenaga dalam, penakut, dan rendah diri itu, tidak ada perubahan yang dapat lepas dari pandangannya. Ketika Xiao yang bertanya tentang pertanyaan tadi, dari tatapan matanya, ekspresi wajahnya, ataupun tingkah laku bawah sadarnya…. Tidak satu pun menunjukkan adanya tanda-tanda kebohongan.

Xia Qingyue adalah wanita yang dia telah bersumpah untuk mendapatkannya. Satu alasan mengapa dia membiarkan mereka menikah adalah karena dia tidak bisa menghentikannya. Alasan lainnya adalah dia yakin bahwa meskipun Xia Qingyue menikahi Xiao Che, dia tidak akan pernah memberikan tubuhnya sepenuhnya untuk Xiao Che. Malahan, justru hal itu akan mempermudahnya. Tapi dia tidak pernah menyangka bahwa sesaat mereka menikah, Xia Qingyue telah dicicipi oleh Xiao Che !

Amarah di hatinya saat ini, diikuti kecemburuan dan kebencian, hampir cukup untuk membuat dadanya meledak.

Xiao Yang berdiri di sana dengan kepala menunduk, bahkan tidak berani bernafas dengan suara. Dalu, ketika Xiao Yulong telah ditetapkan untuk menjadi ketua klan berikutnya. Dia sangat setia dengannya. Sekarang ketika Xiao Yulong akan diambil oleh Sekte Xiao, dia tentu lebih tidak berani untuk melawannya.

Setelah beberapa lama. Xiao Yulong masih bernafas tersengal-sengal. Telah jelas seberapa hebat kenyataan ini menghantamnya. Mendadak dia berkata dengan suara yang dalam: “Ke mana Xiao Che akan pergi setelah meninggalkan tempat ini?”

“Dia pergi… pergi ke halaman timur. Dia mungkin… mungkin pergi ke wilayah dapur.” Xiao Yan menjawab dengan hati-hati.

Xiao Yulong mengernyitkan alisnya, awan hitam terlihat di wajahnya. Dia bergumam di bawah nafasnya: “Aku selalu berpikir bahwa Xia Qingyue memiliki sifat yang anggun, bakat yang tinggi, dan juga harga diri, dan sifat cuek yang wanita lain tidak akan bisa sebanding dengannya. Aku tak menyangka bahwa, bahkan anggota paling terhina dari Klan Xiao bisa mendapatkan dirinya!”

Xiao Yulong mendengus dingin dan dengan guncangan lengannya dia berjalan menuju keluar dari kediamannya. Sesaat Xiao Yang hampir mendekatinya, dia mendadak menyadari ke mana Xiao Yulong ingin pergi dan kemudian dengan patuh berhenti. Kemudian, perlahan dia menghapus keringat dingin dari keningnya.

Xiao Che meninggalkan kediaman Xiao Yulong dan berjalan menuju dapur dengan normal untuk mengambil sarapan. Kemudian dia berjalan dengan santai menuju kediaman Xiao Lingxi. Jika seseorang berada dekat dengannya, mereka bisa mendengar dia berbicara sendiri: “Xiao Yulong sudah tentu beranjak menuju tempatku bukan? Oh…. Apakah istriku Xia Qingyue akan mematahkan kakinya? Atau kedua kakinya….. hem, atau “Kaki ketiganya?”

(Catatan Penerjemah: “Kaki Ketiga” = Itu.. Anu… Emm.. Sudah tau lah yaa apa itu)

Dia mencapai kediaman Xiao Lingxi, namun pintunya masih tertutup rapat. Xiao Che mengetuk pintu itu: “Bibi Kecil, aku membawa sarapan pagi.”

Pintu kemudian terbuka dan Xiao Che berjalan ke dalam, kemudian menutup pintu dengan suara *bang*.

Xiao Lingxi tergeletak di atas mejanya, tangannya bersandar di bawah dagunya, dan kelopak matanya menurun; dia terlihat lemah dan tidak bersemangat. Xiao Che meletakkan sarapan itu di atas meja, dan melambaikan tangannya ke depan wajah Xiao Lingxi beberapa kali: “Tidak bisa tidur nyenyak tadi malam?”

“Ungggghhh…” sesaat mendengar Xiao Che menyebut “tadi malam”, Xiao Lingxi mengeluarkan lenguhan dan mengubur seluruh wajahnya di telapak tangannya: “Kau masih bisa berbicara tentang tadi malam…. Xia Qingyue datang untuk memberi selimut. Dia tentu sudah melihat semuanya…. Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan….. aku malu untuk bertemu semua orang, *huu huu huu huu*….”

“Itu tidak seburuk itu kan?” Xiao Che menggosok keningnya, kemudian duduk di sampingnya. Dia berkata dengan senyuman: “Jangan khawatir. Kau bibi kecilku. Apa yang salah dengan kita tidur sambil berpelukan?”

“Justru karena aku Bibi Kecilmu…..” Xiao Lingxi menggelengkan kepalanya seperti orang gila. “Dan Juga……. Tadi malam tanganmu ada pada….. pada…. *huhuhu*…. Dia tentu sudah melihat semuanya! Apa yang harus aku lakukan kalau dia mengatakan ini pada seseorang…. Apa yang harus aku lakukan…”

“Tenang, dia pasti tidak akan memberi tahu satu orang pun. Lagi pula, kau Bibi Kecilku. Apa masalahnya jika, ketika saat tertidur, aku dengan tidak sengaja menyentuh payudaramu?” kata Xiao Che dengan santai.

“Kau, kau, kau…… tidak boleh berkata apa-apa lagi!” Xiao Lingxi menggelengkan kepalanya lebih kencang, seluruh pipinya memerah. Alasan mengapa dia berlaku seperti itu tadi malam dikarenakan mereka hanya berdua, di kegelapan, dan hatinya berada dalam kebingungan. Mengingat itu, dia semakin percaya bahwa dia saat itu sudah gila.

“Aku seratus persen yakin. Bahkan jika dia melihatnya, dia tentu tidak akan memberitahu seorang pun. Untuk memulai, dia tentu tidak berpikir…. Hmmm ke arah pemikiran yang kau pikirkan. Baiklah, lekas kau santap sarapan ini kalau tidak ini akan jadi dingin.” Xiao Che menenangkannya dengan tawa yang ringan. Ketika berpikir tentang hal yang sama, hati perempuan tentu saja, berbeda dari laki-laki.

“Oh….” Xiao Lingxi akhirnya mengangkat wajahnya dari telapak tangannya dan mulai menyantap sarapan yang dibawa oleh Xiao Che.

Seperti yang Xiao Che perkirakan, Xiao Yulong menuju langsung ke kediamannya sesaat setelah Xiao Che meninggalkannya. Sesaat dia masuk ke dalam, dia melihat Xia Qingyue sedang berdiri ditengah-tengah kediaman.

Xia Qingyue dengan tenang berdiri di bawah pohon delima di tengah halaman dengan kedua lengan diangkat ke atas. Raut wajahnya terlihat tenang dan serius; jelas terlihat bahwa dia sedang melatih kekuatan tenaga dalamnya. Rambutnya yang panjang terurai alami dibahunya yang lembut dan berkilau di bawah cahaya pagi. Di wajahnya dua alis yang melengkung dan hitam, terlihat seperti dua bulan sabit. Kedua matanya yang jernih seperti Kristal, layaknya cahaya kilauan mimpi. Tubuhnya ditutupi oleh gaun merah, lekukan tubuhnya yang samar dan indah; kulitnya yang putih seperti giok menunjukkan kesempurnaannya.

Ini adalah pertama kalinya Xiao Yulong melihat keindahan Xia Qingyue secara penuh dan secara dekat. Dengan instan, dia terpana di tempat, seluruh perhatiannya tertarik ke dalam pemandangan yang sangat indah di depannya. Seluruh dunia, dalam satu kedipan seperti kehilangan seluruh warnanya.

Ketika menyadari kehadiran Xiao Yulong, postur tubuh Xia Qingyue tidak berubah. Matanya masih tetap melihat ke depan sembari suara meninggalkan bibirnya: “Xiao Che sedang tidak di sini.”

Suaranya sangat dingin dan datar, namun sangat manis dan menenangkan layaknya bidadari. Xiao Yulong baru kemudian kembali pada indranya, tapi tak ada cara untuk menahan tatapannya yang penuh pana dan birahi. Dengan tangkas dia mengatur dirinya dengan sikap sempurna dan membungkuk sedikit pada Xia Qingyue, dan berkata dengan senyuman: “Halo Nona Xia. Saya Xiao Yulong, Kakak tertua Xiao Che.”

(Catatan Penerjemah: Kakak dalam artian Satu Marga / Satu Perguruan bukan kandung)

Xia Qingyue bukanlah orang yang sangat dingin dan angkuh. Tutur bahasa baik dan gerak tubuh yang sopan dan suara lembut itu membuatnya menatap Xiao Yulong. Juga, bukannya dia tidak pernah mendengar nama Xiao Yulong. Lagi pula, dia adalah anak ketua klan dari generasi ini. Sesaat dia meliriknya, bersiap untuk menjawab dengan sopan, dia melihat keganasan birahi di dalam tatap Xiao Yulong… dan nafsu cabulnya!

Saat itu juga, alis Xia Qingyue yang indah berkedut. Seluruh niat baiknya terhadap laki-laki yang sopan dan berpenampilan menarik ini berubah jadi rasa muak dalam sekejap. Meskipun tingkah polah Xiao Che membuat marah dan mulutnya yang ceriwis itu patut ditampal, namun tak pernah Xia Qingyue melihat adanya niat cabul dalam diri Xiao Che. Sebaliknya Xiao Yulong ini ....

Suara lembut Xia Qingyue tiba-tiba mengandung rasa dingin dan kata-katanya langsung pada tujuan. “Xiao Che tak ada di sini.”

Diperlakukan seperti itu, Xiao Yulong tertegun tak percaya. Dia mengangguk dan berkata, “Sayang sekali. Bagaimanapun, saya mendengar kabar baik tentang Nona Xia. Untuk bisa melihat Nona karena kunjungan ini, sungguh tidak sia-sia.”

Selagi bicara itu, gerakan, mimik wajah, tatapan, dan suara Xiao Yulong diatur sesempurna mungkin, menunjukkan daya tariknya. Dia yakin bahwa dia ribuan kali lebih kuat dari Xiao Che. Jika Xia Qingyue bisa jatuh hati terhadap Xiao Che, bagaimana mungkin Xia Qingyue bisa bertahan karena godaan-godaannya?

“Saya saat ini sedang bermeditasi. Maaf jika tidak bisa menerima tamu.” Mata Xia Qingyue terlihat tenang, tapi nada suaranya menunjukkan kejengkelan.

Wanita yang benar-benar cantik akan menghangatkan hati dan menyenangkan mata tak peduli bagaimana sikapnya. Melihat semua itu, gairah mata Xiao Yulong semakin tampak. Rasa cemburu di hatinya juga semakin membara. Perempuan secantik ini benar-benar menjadi istri dari si sampah Xiao Che dan juga telah dinodai olehnya. Semua itu ... sungguh suatu yang sia-sia. Sebuah hal yang tak bisa diterima dan dimaafkan!

“Saya mendengar kabar bahwa Nona Xia baru berumur enam belas tahun ini, tapi sudah mencapai Tenaga Dalam Kelas Dasar tingkat sepuluh, Yulong sangat kagum dan telah terpesona sejak lama. Saya yakin bahwa saat Nona Xia mencapai umur saya saat ini, Anda pasti lebih kuat dari saya.” Xia Yulong menjaga suasana, wajah melembut saat bicara, “Bagaimanapun, meski hanya ada satu perbedaan tingkat dari Tenaga Dalam Kelas Dasar tingkat sepuluh dengan Tenaga Dalam Tingkat Raga kelas satu, tapi tanpa jalannya, masih sangat sulit untuk menyeberangi hal itu. Walau saya tidak berani membandingkan bakat dengan Nona Xia, tapi pengalaman saya masih lebih banyak dalam hal itu. Bagaimana kalau kita saling bertukar pikiran agak sebentar?”

Setelah mengucapkan itu, Xiao Yulong berjalan maju dengan wajah tersenyum. Tangannya sudah mengerahkan tenaga dalam sebelum meraih lengan Xia Qingyue.

Memang Xia Qingyue sangat berbakat, tapi dia masih berada di Tenaga Dalam Kelas Dasar tingkat 10, sementara Xiao Yulong sudah mencapai Tenaga Dalam Kelas Raga tingkat tiga dan dia pantas untuk mengajari Xia Qingyue ... atau setidaknya itu yang ada dalam pikiran Xiao Yulong.

Melihat berahi yang tak hanya ada di dalam pikiran Xiao Yulong, namun juga sudah menggerakkan tangannya, mata Xia Qingyue tiba-tiba berkilat biru. Dia segera meluruskan tangan, memberikan dorongan jarak jauh ke arah Xiao Yulong.

Melihat Xia Qingyue meluruskan tangan, mata Xiao Yulong berbinar gembira. Dia baru saja ingin menyentuh tangan itu, merasakan adanya tenaga yang menghantam perutnya. Tanpa ada kesempatan bersuara, tubuhnya terpental keluar, berjungkir balik di udara sekali, sebelum kepalanya jatuh terlebih dahulu ke tanah. Saat yang sama, dua giginya berhasil membebaskan diri.

Xiao Yulong berderajat tinggi di antara Klan Xiao. Jika seorang perempuan yang telah dinikahkan ke klan tersebut menerima pelecehan darinya, meski pun perempuan ini lebih kuat, dia tak akan berani menyakiti Xiao Yulong. Namun, apa yang ada di balik Xia Qingyue? Di baliknya adalah Surgaloka Awan Beku. Walau Xia Qingyue menghajar Xiao Yulong hingga babak belur, atau meminta nyawa sekalian, saat statusnya sebagai murid Surgaloka Awan Biru diumumkan, Xiao Yunhai tak akan berani berbuat apa-apa, melainkan harus meminta maaf dengan wajah tersenyum.
[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.